Bila baptisan air yang kelihatan dapat menimbulkan kesalahpengertian, maka 'Baptisan Roh' yang tidak kelihatan lebih lagi dapat menghasilkan kontroversi yang tak berkeputusan termasuk di kalangan aliran yang menjadikan hal ini sebagai inti ajaran.
Dalam Alkitab dengan jelas disebutkan bahwa:
"Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasutNyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." (Mat.3:11;Mrk.1:7-8;Luk.3:16;Yoh.1:32-34).
Apakah Baptisan Roh Kudus Itu?
Pada umumnya penganut gerakan Pentakosta dan Kharismatik melihat Baptisan Roh Kudus (BRK) sebagai pengalaman khusus yang harus dialami oleh umat Kristen seperti yang dialami oleh para Rasul di Yerusalem pada hari Pentakosta (Kis.2:1-4).
Peristiwa ini dipercaya sebagai penggenapan janji yang diucapkan Yesus sendiri, sebab Ia mengatakan: "Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus" (Kis.1:5), dan umat Kristen akan 'penuh dengan Roh Kudus' (Kis.2:4).
Ini dilakukan oleh Allah Bapa sendiri melalui Yesus Kristus, dan kembali disaksikan oleh Petrus (Kis.11:15-16).
Selain pengertian 'dipenuhi dengan Roh Kudus', Petrus juga mengatakan bahwa peristiwa Pentakosta itu juga merupakan 'pencurahan Roh Kudus' (Kis.2:17-18, band.Kis.10:45) yang dianggap sebagai pemenuhan nubuatan nabi Yoel (YOEL.2:28-29).
Istilah lain yang juga digunakan adalah 'Roh Kudus turun' (Kis.1:8;8:16) dan 'menerima Roh Kudus' (Kis.8:17). Peristiwa Pentakosta ini dianggap terjadi juga terjadi di 'Samaria' (Kis.8:17), di rumah 'Kornelius' (Kis.10:44-47;15:8-9), dan oleh murid-murid Yohanes (Kis.19:6).
Apakah yang akan diperoleh para Rasul yang dicurahi dan dipenuhi Roh Kudus?
Mereka akan menerima 'kuasa untuk bersaksi' (Kis.1:8), dan mereka mengalami kehidupan baru atau kelahiran kembali dalam Roh (Yoh.3).
Umumnya dipercaya bahwa gejala yang kelihatan dari BRK adalah bahwa umat kemudian 'bernubuat dan berkata-kata dalam bahasa roh/bahasa lain' (Kis.2:4;10:46;19:6).
Diyakini bahwa BRK menyusul percaya dan pertobatan seperti yang ditunjukkan ayat-ayat diatas, tetapi ada juga yang kemudian menyebutkan bahwa pengalaman BRK disamakan dengan keselamatan, tetapi ada juga yang menganggapnya berbeda dengan keselamatan. Soal lain adalah soal 'pengudusan' (sanctification).
Gerakan Pentakosta umumnya berlatar belakang pengaruh ajaran 'kesucian' (holiness) dari John Wesley, yang menganggap bahwa setelah seseorang 'percaya dan bertobat', ia harus mengalami 'pengudusan' hidup sebagai 'berkat ke dua' (second blessing) sebelum seseorang mengalami BRK, tetapi kelompok Pentakosta yang tidak berasal dari tradisi holiness menganggap bahwa setelah kelahiran baru seseorang tidak perlu mengalami berkat kedua sebelum menerima BRK.
Gerakan Kharismatik mengikuti pandangan kedua ini, namun karena sifatnya lebih terbuka dan bervariasi gerakan Kharismatik tidak terlalu terikat keyakinan demikian.
Karunia Lidah
Banyak yang mempercayai bahwa 'bernubuat dan berkata-kata dalam bahasa roh/bahasa lain' (Kis.2:4;10:46;19:6) disamakan dengan 'karunia nubuat dan bahasa lidah (glosolalia)' (1Kor.12:10), dan bahwa karunia lidah adalah bukti seseorang telah menerima BRK, namun dalam kenyataannya banyak orang Kharismatik yang mempercayai soal BRK tidak bisa berbicara bahasa roh.
Yang jelas dipercayai bahwa BRK selain melengkapi mereka yang menerima dengan 'kuasa untuk bersaksi', mereka juga memperoleh 'kuasa mengadakan mujizat' terutama mujizat kesembuhan dan pengusiran setan, dan bahwa mereka akan menerima karunia-karunia (kharismata, 1Kor.12:1-11) termasuk 'karunia lidah/bahasa roh'.
Yang jelas dipercayai bahwa seseorang yang bertobat dan percaya selain dibaptiskan dengan air harus mengalami BRK yang umumnya dipercayai terbukti dari penguasaan 'bahasa lidah'.
Bagaimanakah Sebenarnya???
Ada dua hal disini yang perlu diperhatikan dalam terang Alkitab, yaitu:
(1) Apakah BRK harus disertai peristiwa Pentakosta? (dengan tanda-tanda nubuat dan bahasa roh); dan
(2) Apakah peristiwa Pentakosta sama dengan Karunia lidah dalam Korintus pasal 12?
(2) Apakah peristiwa Pentakosta sama dengan Karunia lidah dalam Korintus pasal 12?
Semua umat Kristen percaya bahwa setiap umat Kristen selain baptisan air akan mengalami BRK yang dikerjakan oleh Roh Kudus/Yesus sendiri yaitu dipenuhi dengan Roh Kudus sesuai yang tertulis dalam Alkitab yang adalah karya dari Allah.
Yang menjadi persoalan adalah apakah BRK selalu diiringi dengan peristiwa Pentakosta?
Dalam Alkitab kita melihat bahwa banyak BRK atau dipenuhi dengan Roh Kudus tidak disertai tanda-tanda Pentakosta.
Sebagai contoh bahwa kelahiran Yesus dan Yohanes Pembaptis disertai kehadiran Roh Kudus (Mat.1:18;Luk.1:15,35,41) tetapi tidak menunjukkan adanya tanda-tanda, demikian juga ketika Yesus dibaptiskan juga tidak ada tanda-tanda itu (Mat.3:16).
Sebelum hari Pentakosta, para Rasul juga telah menerima Roh Kudus (Yoh.20:22), dan tidak terjadi apa-apa.
Dalam kasus Simon tidak ada disebutkan soal 'nubuat dan bahasa roh' ketika orang Samaria menerima Roh Kudus (Kis.8:17), demikian juga sekalipun pertobatan Rasul Paulus yang kemudian dipenuhi Roh Kudus (Kis.9:17) juga tidak terjadi apa-apa.
Tanda-tanda Pentakosta hanya mengiringi umat percaya yang berkumpul dan tidak ada tanda-tanda yang dialami ketika kotbah Petrus menghasilkan 3000 orang bertobat (Kis.2:41) dan jumlah mereka bertambah menjadi 5000 orang (Kis.4:4).
Bila terjadi gejala sama tentu akan lebih ramai dan mencolok sehingga pasti tercatat dalam Alkitab.
Dari data di atas bisa dilihat bahwa memang BRK harus dialami umat percaya sebagai karya Allah, tetapi bahwa adanya tanda-tanda Pentakosta rupanya hanya merupakan perkecualian atau bersifat khusus.
Setidaknya dalam Alkitab PL + PB ada sekitar 6 peristiwa dimana tanda-tanda Pentakosta terjadi.
(1) Roh hinggap pada 70 Tua-Tua yang diangkat Musa sehingga mereka kepenuhan seperti nabi, tetapi setelah itu tidak lagi (Bil.11:24-30);
(2) Saul dan para Nabi dalam sekolah Nabi-Nabi kepenuhan roh (1.Sam.10:10;19:20);
(3) Para Rasul penuh dengan Roh Kudus dan berbahasa lain (Kis.2:1-11);
(4) Orang Samaria menerima Roh Kudus (Kis.8:14-17);
(5) Roh Kudus turun atas rumah Kornelius (Kis.10:44-47), dan mereka berbahasa roh dan memuliakan Allah;
(6) Roh Kudus turun atas murid-murid Yohanes Pembaptis disertai bahasa roh dan nubuat.
Dari ke-enam kasus itu kita dapat melihat bahwa peristiwa yang disertai tanda-tanda seperti di harian Pentakosta sifatnya adalah khusus dan merupakan perkecualian, yaitu ketika Roh Kudus mulai bekerja memasuki lingkaran konsentris pelayan dan pelayanan yang baru maka terjadi pencurahan Roh Kudus secara besar-besaran.
Dalam kasus-kasus:
(1) Pelayanan meluas ke pelayanan Tua-Tua;
(2) Pelayanan memasuki pelayanan para Nabi pertama dan Raja pertama;
(3) Pelayanan memasuki pelayanan para Rasul yang diutus ke orang Yahudi;
(4) Pelayanan memasuki orang Samaria yang dianggap warga negara kelas dua oleh Yahudi;
(5) Pelayanan meluas mencakup orang asing yang dianggap haram oleh orang Yahudi;
(6) Pelayanan meluas mencakup murid-murid Yohanes yang belum mengenal Roh Kudus.
Dari contoh-contoh di atas jelas terlihat bahwa adanya tanda-tanda khusus seperti peristiwa Pentakosta lebih menunjukkan sebagai 'Pembaptisan Pengutusan' yang hanya terjadi sekali saja untuk setiap peristiwa dan sesudah itu tidak terulang. Jadi kita sekarang mengerti bahwa BRK dilakukan dari Allah dan merupakan langkah Allah dalam menerima seseorang yang masuk iman sekaligus memenuhi mereka dengan Roh Kudus, tetapi ada saat-saat khusus dimana BRK itu dilakukan sebagai 'baptisan pengutusan' dengan tanda-tanda nubuatan dan berbahasa roh yang melengkapi para utusan dengan kuasa kesaksian dan pelayanan.
Dari sini kita juga dapat melihat bahwa peristiwa Pentakosta khususnya berbahasa roh jelas berbeda dengan bahasa roh/karunia lidah yang disebutkan oleh rasul Paulus, sebab menurut Paulus, karunia diberikan bukan untuk semua orang tetapi kepada masing-masing sesuai dengan anugerah Allah untuk membangun tubuh Kristus (1Kor.12:12-26). Dalam kasus Pentakosta bahasa itu dimengerti dengan jelas oleh para pendengar (Kis.2:6) jadi merupakan mujizat terobosan kebekuan sejak perceraian bahasa di babel (Kej.11), sedangkan Paulus mengingatkan orang Korintus agar menggunakan bahasa roh yang tidak dimengerti orang lain itu sebagai bahasa pribadi dan lebih baik berdiam diri dalam jemaat (1Kor.14:19,28), sebab bila tidak orang akan menganggapnya sebagai orang gila (1Kor.14:23).
Kita dapat menyimpulkan bahwa:
(1) Peristiwa Pentakosta yang disertai tanda-tanda adalah merupakan pembaptisan pengutusan dimana Roh Kudus memberikan kuasa kepada generasi baru pelayan dan pelayanan;
(2) Bahwa kaunia bahasa Lidah/glosolalia adalah salah satu karunia dari sekian karunia lainnya yang diberikan kepada setiap orang sesuai kebutuhan.
Jadi, setiap umat Kristen yang percaya dan dibaptiskan telah menerima anugerah Roh Kudus atau dibaptiskan dengan Roh Kudus, dan tidak perlu merasa kecil hati kalau itu tidak disertai tanda-tanda berbahasa roh karena Tuhan memberinya karunia yang lain, dan kepada mereka yang memperoleh karunia berbahasa roh biarlah ia mengucap syukur dengan karunianya itu tanpa bermegah diri melainkan agar membangun jemaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar