Kamis, 09 Juni 2011

APAKAH ORANG YANG MATI BISA DATANG???



Banyak orang mengambil kisah saul di endor (1 samuel 28) ini untuk menguatkan argumennya kalau manusia yang sudah mati, rohnya masih bisa datang kembali....apakah benar??? 
dan banyak ayat-ayat Alkitab yang sulit dimengerti, antara lain adalah soal ‘Benarkah 'roh' yang dipanggil petenung di Endor adalah 'roh/arwah Samuel?' 

Ada yang menyebutkan bahwa itu ‘roh’ Samuel, namun ada juga yang menyebutkan sebaliknya.

Kita harus menyadari bahwa dalam perikop 1.Sam.28 tidak ada bukti bahwa ada yang melihat secara kasat mata bahwa roh itu roh Samuel:
"Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: 'Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu? Jawabnya: 'Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku.' Ketika perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring, lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: 'Mengapa engkau menipu aku? Engkau sendirilah Saul!' maka berbicaralah raja kepadanya: 'Janganlah takut; tetapi apakah yang kau lihat?' Perempuan itu menjawab Saul: 'Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi.' Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: 'bagaimana rupanya?' Jawabnya: 'Ada seorang tua muncul, berselubung jubah.' Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel." (1.Sam.28:11-14).
Ayat-ayat ini menimbulkan masalah, salah satunya adalah bahwa petenung tidak mengenal Samuel secara pribadi, namun tentu tidak sukar bagi petenung itu untuk mengerti gambaran Samuel mengingat ia adalah nabi populer yang melayani sampai tua, apalagi menggambarkannya sebagai seorang 'tua yang ilahi berjubah keluar dari bumi.' 
Saul dan kedua pegawainya juga tidak melihat wajah Samuel secara langsung, sehingga dalam suasana ketakutan, terasing, dan frustrasi, kondisi Saul benar-benar takluk kepada sugesti petenung, itulah sebabnya ia menerima apapun yang disodorkan oleh petenung apalagi gambaran yang diberikan memenuhi keinginan hati Saul. Inilah suasana manipulasi kejiwaan praktek Spiritisme.



TUHAN SUDAH MEMUTUSKAN HUBUNGAN

Samuel telah melarang orang-orang berhubungan dengan petenung sehingga Saul membasmi semua petenung. 
Saul juga sudah ditolak Tuhan sehingga Tuhan tidak mau menemuinya baik melalui Mimpi, Urim maupun Nabi (1.Sam. 28:6, termasuk nabi Samuel tentunya), 
ini diakui oleh Saul sendiri (ay.15). Perkataan 'roh' yang muncul kontradiktif, sebab disatu segi ia mengaku sebagai Samuel nabi Allah dan mau menemui Saul padahal disegi lain ia mengatakan bahwa 'Tuhan telah undur dari Saul' (ay.16) dan diingatkan Samuel (ay.17).
Tuhan sudah tidak mau berbicara kepada Saul dan sampai matipun Samuel sudah menolak bertemu Saul dan memerintahkan menghukum mati petenung, maka adalah mustahil kalau sekarang Tuhan menggunakan jasa petenung dan Samuel bisa dan mau dipanggil oleh petenung yang disuruhnya untuk dimusnahkan itu. 
Kita harus tahu bahwa Samuel adalah nabi yang tegas dan konsisten, ia memarahi Saul ketika Saul masih berkuasa karena tidak taat kepada Tuhan dan menolaknya sebagai raja, bahkan ketika Saul tidak membunuh raja Agag, Samuel sendirilah yang menghunus pedang dan mencincang Agag (1.Sam. 15:33) dan sejak itu karena marah ia meninggalkan Saul dan tidak pernah bertemu lagi (ay.34). 
Maka adalah mustahil kalau kemudian Samuel begitu lunak merasa 'terganggu' tidurnya ketika dipanggil Saul.


TIDAK ADA SAKSI MATA

Perlu diketahui bahwa dalam praktek Séance Spiritisme seperti di Endor, pasien tidak ikut melihat dan kita tidak tahu apakah dukun benar-benar melihat sesuatu atau hanya meraba-raba pikiran tentang apa yang ingin dilihat pasiennya, demikian juga dua pegawai Saul, demikian juga kitab 1.Sam.28 ditulis bukan oleh saksi mata tetapi oleh nabi Nathan dan Gad atau editornya berdasarkan laporan yang keluar dari istana Saul (secara obyektip) tanpa ada usaha untuk menguji apakah itu betul-betul roh Samuel karena tidak ada yang melihatnya (secara subyektip).
Kita harus juga mengingat bahwa apa yang tertulis dalam Alkitab sekalipun dipercaya sebagai 'diilhami Roh Kudus' tidak bisa begitu saja kita mengerti secara harfiah seperti apa yang tertulis tetapi harus dimengerti secara kontekstual dan hermeneutis. 
Bukti lain yang cukup jelas yang menunjukkan bahwa peristiwa di Endor adalah praktek penipuan spiritisme adalah ayat berikut:
"Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu TUHAN membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai." (1.Taw.10:13-14).
Dalam ayat-ayat ini jelas disebutkan bahwa 'Saul tidak setia kepada TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN.' 
Apakah firman Tuhan yang dimaksudkan? 
Tentunya larangan mengunjungi dan berpegang pada firman petenung, ini jelas karena disebutkan bahwa 'Saul telah meminta petunjuk dari arwah.' 
Tentu tidak akan disebut sebagai arwah begitu saja kalau itu arwah Samuel dan tentu tidak akan disalahkan kalau memang kehendak Tuhan! 
Selanjutnya disebutkan pula bahwa Saul 'tidak meminta petunjuk TUHAN.' 
Samuel adalah corong dan perantara firman Tuhan maka sebutan ini jelas menunjukkan bahwa arwah itu bukan arwah Samuel yang adalah perantara petunjuk Tuhan itu sendiri!
Memang di kalangan penafsir ada yang berpendapat bahwa roh itu roh Samuel dengan alasan bahwa 'Tuhan memperkenankan hal itu terjadi bila Tuhan menghendaki.' Masalah yang perlu direnungkan bukan soal otoritas Allah apakah Allah bisa atau tidak bisa mengizinkan hal itu terjadi, tetapi kita perlu melihat dari konteks ayat 1.Taw.10:13-14 di atas, bahwa kalau memang 'Tuhan memperkenankan dan menghendaki' mengapa kemudian Saul disalahkan dan dihukum mati untuk suatu perbuatan yang dikatakan 'diperkenan dan dikehendaki Tuhan' itu? 
Ini memunculkan dualisme yang lebih besar lagi seakan-akan Tuhan itu plin-plan.
Jadi 'roh' itu jelas bukan roh Samuel dan tidak ada petunjuk dalam Alkitab di bagian lain yang menunjang bahwa itu roh Samuel, malah banyak bagian Alkitab memuat berita sebaliknya yaitu agar 'memusnahkan semua petenung pemanggil arwah.'


LARANGAN MELAKUKAN SPIRITISME

Dalam Alkitab, larangan melakukan Spiritisme (berhubungan dengan arwah) jelas sekali. 
Dalam Perjanjian Lama ada kesan bila seseorang meninggal, maka arwah atau rohnya akan tetap hidup dan akan menunggu di Hades dan tidak berkeliaran ke mana-mana. Yang jelas tidak disebutkan bahwa roh itu masih bisa berhubungan dengan orang hidup (Memang ada kasus 'Saul di Endor' yang akan dibahas kemudian). 
Banyak ayat-ayat sedini kitab Keluaran menyebutkan larangan berhubungan dengan arwah/roh itu. 
Musa melarang dengan keras mereka yang mencari dan berhubungan dengan arwah atau roh peramal:
"Janganlah kamu melakukan telaah atau ramalan ... Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN Allahmu." (Imm.19:26b,31)
Yang melakukan praktek demikian dianggap melakukan perzinahan rohani dan patut dihukum mati.
"Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya." (Imm.20:6)
"Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan halhal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu." (Ulg.18:10-12).
Para medium, petenung dan ahli sihir harus dibunuh:
"Seorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup." (Kel.22:18)
"Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri." (Imm.20:27)
Samuel menyebutnya sebagai kedurhakaan dan menolak Tuhan:
"Sebab pendurhakaan sama dengan dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti dosa bertenung." (1.Sam.15:23a)
Raja Saul menyingkirkan para pemanggil arwah:
"Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal." (1.Sam. 28:3b)
Raja Manasye telah mendukakan Tuhan dengan praktek ini:
"Bahkan, ia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, melakukan ramal dan telaah, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal. ia melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, sehingga ia menimbulkan sakit hatiNya." (2.Raj. 21:6)
Demi mentaati Taurat raja Yosia menghapuskan praktek spiritisme di tanah Yehuda:
"Para pemanggil arwah, dan para pemanggil roh peramal, juga terafim, berhala-berhala dan segala dewa kejijikan yang terlihat di tanah Yehuda dan di Yerusalem, dihapuskan oleh Yosia dengan maksud menepati perkataan Taurat yang tertulis dalam kitab yang telah didapati oleh imam Hilkia di rumah TUHAN." (2.Raj.23:24)
Nabi Yesaya melarang praktek spiritisme:
"Dan apabila orang berkata kepada kamu: 'Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,' maka jawablah: 'Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup? (Yes.9:19, band.19:3).
Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui bahwa dalam Perjanjian Lama ada larangan berhubungan dengan arwah/roh orang mati secara jelas. 
Dan bukan hanya dilarang tetapi yang melakukan dan petenung yang menjadi medium akan dihukum mati. 
Dalam Perjanjian Baru juga ada indikasi seperti dalam Perjanjian Lama bahwa orang yang mati, rohnya akan tetap hidup tetapi mereka tidak beristirahat di satu tempat dan perumpamaan 'Orang Kaya dan Lazarus yang miskin' menunjukkan bahwa mereka akan dipisahkan. 
Yang bertobat ke tempat yang sejuk dan yang tidak bertobat ke tempat yang panas (Luk.16: 19-23). 
dan pada waktu Yesus disalib Ia menjanjikan salah seorang pembunuh yang disalib bersama untuk bersamanya di Firdaus dan yang lain tidak (Luk.23:43).
Dalam perumpamaan di atas dapat diketahui bahwa roh orang mati masih mempunyai kesadaran dan perasaan tetapi tidak dapat berbuat apa-apa atau dalam keadaan statis/stagnasi sehingga hubungan dengan yang hidup tidak dimungkinkan. 
Arwah/roh orang mati berbeda dengan mahluk roh (setan, malaikat) karena ia hanya berbentuk aspek roh saja dan bukan mahluk roh yang bisa menyatakan diri kepada manusia atau merasuk orang hidup (yang masih menyatu aspek tubuh dan rohnya). 
Paulus menyebut agar tidak mengikuti roh-roh penyesat (I.Tim.4:1), dan jemaat di Efesus dengan latar belakang kegelapan spiritisme harus meninggalkan praktek itu (Efs.5:11). 
Rasul Yohanes mengatakan bahwa mereka yang melakukan praktek demikian tidak akan masuk ke dalam kerajaan Sorga (Wah.22:15).
Jadi, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menutup kemungkinan hubungan antara orang hidup dan roh orang mati, karena itu baik dari konteks ayat 1.Taw.10:13-14 dimana Saul dihukum mati karena mendatangi perempuan petenung di Endor maupun konteks Alkitab sebagai kesatuan jelas bahwa spiritisme ditolak oleh Tuhan dan tentu tidak akan dilakukan oleh Tuhan.




3 komentar:

  1. adakah dalam kitab suci tentang seorang yang telah meninggal mendatangi kita dalam mimpi sampai beberapa kali, apa itu wajar ?

    BalasHapus
  2. Alkitab adalah benar, karena itu dituliskan oleh orang-orang kudus yg diinspirasikan oleh Roh Kudus.
    Jelas diayat tersebut tertulis "Samuel" bukan oknum lain. Tak usah meragukan atau mendebat Alkitab. Bila kamu-kamu sendiri tak percaya atau ragu isi Alkitab, so untuk apa kamu baca Alkitab? Bila Alkitab saja tak bisa kamu mengerti bagaimana kamu-kamu bisa mengerti kitab sejenis kitab henokh, kitab yobel, dll yg bersaksi tentang Yesus?
    Apa menurutmu isi Alkitab tertipu dengan nama "Samuel" dalam ayat Alkitab ini? Apakah bisa ayat Alkitab tertipu oleh setan/iblis?
    Bila kamu menyebut itu tipuan setan, betapa lancangnya kamu menghakimi Alkitab? Bila itu tipuan setan/iblis : mana mungkin iblis bernubuat dan mengabarkan kebenaran? Bukankah iblis mengabarkan dusta, kebohongan dan kepalsuan? Sejak kapan iblis bernubuat? Apa iblis bisa bertobat sehingga bisa bernubuat? Bagaimana mungkin Alkitab salah dalam menuliskan nama/oknum tertentu?

    BalasHapus
  3. Tukang sihir tersebut telah bertaruh nyawa demi Saul. Karena hukumnya adalah bila dia gagal memanggil roh Samuel maka Saul segera membunuhnya. Artinya itu bukanlah samuel abal-abal. Karena bila itu Samuel abal-abal tentu tak akan bisa bernubuat. Sebab iblis/setan tidak memiliki karunia bernubuat ataupun menyatakan kebenaran atas hari esok. Saul tahu benar, bahwa itu roh Samuel. Dia bukanlah orang bodoh dan mudah ketipu. Bahhkan, dia tidak menuduh perempuan sihir itu berbohong atau menipu. Sebagai Raja, bila perempuan itu berbohong dan jawabannya beda dari "dugaannya" tentu Saul akan segera membunuhnya. Mirip saat Nebukadnezar akan membunuh semua ahli jampi di babel, bila jawaban dukun meleset dari jawaban "isi hatinya. "

    BalasHapus

my song

Pengikut