Kamis, 09 Juni 2011

TANYA JAWAB SEPUTAR BAPTISAN


Kiranya Tanya-Jawab ini memperjelas artikel Baptisan



(T1) Bukankah 'Baptizo' artinya menyelamkan, jadi, membaptis dengan menyelamkan adalah yang benar.
(J1) Perlu disadari bahwa memang Baptizo bisa berarti 'Menyelamkan/mencelupkan' tetapi itu bukan satu-satunya arti sebab bisa juga berarti membasuh atau membersihkan dengan air (Mrk.7:4, Luk.11:38). Dalam kasus pembaptisan kepala penjara, tidak ada kesan bahwa kepala penjara dan seisi rumahnya dibaptis di sungai sebab konteksnya menyebutkan bahwa mereka berada di rumah (Kis.16:30-34).


(T2) Baptisan adalah lambang pertobatan, bagaimana seorang bayi yang belum tahu dan bisa berfikir dapat bertobat, kan mereka belum bisa memilih? Bukankah logikanya kita harus bertobat dulu baru dibaptiskan?
(J2) Baptisan adalah lambang 'percaya', 'bertobat' dan 'penganugerahan perjanjian Allah.' Memang logikanya seorang bayi tidak bisa bertobat, tetapi kalau sejak kecil ia sudah diajari beriman dan hidup dalam kebenaran anugerah perjanjian Tuhan, apa kalau dewasa ia perlu bertobat, bertobat dari apa? ketidakpercayaan? Soalnya, sejak kecil dalam keluarga yang percaya ia telah mengenal kepercayaan itu dan belum pernah tidak percaya. Inilah tanggung jawab orang tua yang menyerahkan anaknya untuk dibaptis selagi bayi.



(T3) Mengapa Yesus dan para Rasul tidak dibaptiskan waktu mereka masih bayi?
(J3) Jelas tidak, karena sakramen Baptisan baru diperkenalkan setelah Yohanes Pembaptis dewasa dan tentunya Yesus dan para Rasul waktu itu juga sudah dalam keadaan dewasa.


(T4) Dalam Alkitab saya membaca bahwa banyak orang tua yang membawa anak-anak mereka kepada Yesus, kemudian Yesus memberkati mereka bukan membaptis mereka. Orang yang dibaptis adalah orang dewasa.
(J4) Perlu disadari bahwa Yesus tidak membaptiskan sehingga waktu anak-anak dibawa kepadaNya tentu anak-anak itu tidak dibaptis olehNya, demikian juga Yesus juga tidak membaptis mereka yang dewasa (Yoh.4:2).


(T5) Dalam artikel soal Baptisan disebutkan bahwa Sunat digantikan oleh Baptisan (Kol.2:11-12). Rasanya ayat itu tidak menyebutkan bahwa Sunat digantikan oleh Baptisan.
(J5) Memang tidak secara eksplisit disebutkan bahwa Sunat digantikan oleh Baptisan, tetapi ayat itu dan juga gambaran umum mengenai Sunat dan Baptisan dalam PB menyebutkan bahwa Sunat memang dalam kekristenan digantikan oleh Baptisan: 
(1) Sunat menggambarkan perjanjian Allah dengan umatnya, demikian juga Baptisan: 
(2) Sunat menggambarkan orang percaya (keturunan Abraham, bapa orang percaya), demikian juga Baptisan menggambarkan orang percaya; 
(3) Sunat juga dilakukan pada anak-anak (keturunan Abraham) yang belum tahu dan mengerti soal percaya, demikian juga Baptisan juga dilakukan pada anak-anak keturunan umat Kristen; 
(4) Sunat lahiriah menggambarkan sunat hati (pertobatan), demikian juga dengan baptisan.


(T6) Dalam Rom.2:28-29 disebutkan bahwa sunat dalam PB sudah diganti dengan sunat hati jadi bukan diganti baptisan.
(J6) Ayat itu tidak menggambarkan bahwa sunat lahir diganti sunat hati, sebab sunat lahir itu sebenarnya lambang sunat hati (yang lebih penting) dan ini sudah diingatkan oleh para nabi PL juga, jadi bukan baru oleh Paulus dalam PB (Ul.10:16;30:6;Yer.4:4).


(T7) Kalau sama mengapa Sunat hanya dilakukan untuk anak laki-laki sedangkan baptisan untuk anak-anak perempuan juga?
(J7) Dalam PL, perjanjian dilakukan dalam konteks 'patriakhat' jadi jalur keturunan Abraham (Yahudi) dan ditekankan pada jalur laki-laki, ini berbeda dengan PB dimana di dalam Kristus laki-laki dan perempuan disamakan (lihat Gal.3:26-29).


(T8) Dengan menyamakan sunat dengan baptisan, bukankah kita menyatakan bahwa semua orang percaya harus disunat, hanya bentuknya lain yaitu baptisan? Dengan begitu, kita juga harus tetap melakukan hukum Taurat, itu berarti tidak ada gunanya Yesus mati.
(J8) Sunat tidak identik sama dengan Baptisan sekalipun menggambarkan beberapa kesamaan tetapi juga ada bedanya. Sunat adalah tanda keturunan Abraham (Yahudi) dan sekalipun sunat hati lebih penting daripada sunat lahir yang dilambangkannya, dalam PL perlambangan itu sendiri mempunyai arti 'penyelamatan', sedangkan dalam PB perlambangan itu (baptisan) sendiri tidak memiliki arti sebagai 'penyelamatan' melainkan sebagai lambang saja. 
Ini dimungkinkan karena Yesus telah menebus umat percaya, sedangkan dalam PL umat percaya masih harus menebus dengan cara-cara mereka juga seperti dengan sunat, korban dan persembahan, dan menjalankan taurat.


(T9) Bagaimana misalnya saya sudah percaya Yesus tetapi saya belum dibaptis, apakah saya berarti belum menerima sunat Kristus?
(J9) Sudah, hanya sebagai umat percaya yang tidak hidup sendiri tetapi dalam persekutuan Kristen, sunat Kristus (menjadi percaya) itu perlu kita saksikan dihadapan umat dan Bapa dalam sakraman baptisan selagi masih hidup (Penjahat yang disalib diselamatkan tanpa baptisan karena ia tidak mempunyai kesempatan lagi untuk mengaku imannya dihadapan jemaat).


(T10) Mengapa Yesus dan para Rasul yang sudah disunat harus dibaptis?
(J10) Justru ini menunjukkan bahwa baptisan sekalipun disebut pengganti sunat artinya ada bedanya. 
Bukan berarti bahwa baptisan menggantikan sunat dalam arti yang sama sesuai ajaran Taurat PL, tetapi digantikan dengan baptisan sesuai ajaran anugerah PB. Karena itu, sekalipun seseorang sudah disunat, ia harus mengikuti baptisan, karena sunat-hati PL belum melambangkan percaya akan Yesus sebagai Messias, sedangkan sunat-hati PB yang dilambangkan baptisan mempercayai Yesus sebagai penggenap Taurat. Yesus dibaptis karena menggenapkan kehendak Allah (Mat.3:13-17, band.Mat.5:17).


(T11) Kenapa dari contoh-contoh yang diberikan tidak dikutip ayat Alkitab perjanjian baru tentang "Sida-sida dari Etiopia" yang bertemu dengan Filipus. Ketika dia bertobat dan ingin dibaptis, Filipus menunjukkan suatu sungai (dimana ada air mengalir) dan membaptis sida-sida itu dalam air dan mempraktekkan arti dari kata Baptiso yaitu dibenamkan". Lalu, Filipus hilang dari pandangan sida-sida Etiopia ini untuk kembali dibawa Tuhan ketempat lain. Dengan kata lain, perbuatan Filipus adalah atas kehendak Tuhan, jadi cara baptis yang dilakukan itu juga sesuai dengan kehendak Tuhan bukan?
(J11) Ayat tentang sida-sida (Kis.8:26-40) tidak menunjukkan bahwa mereka diselam, ayat ini hanya menceritakan mereka masuk ke dalam air. Apakah tenggelam atau hanya sebatas
setengah badan tidak dijelaskan. Yang jelas ayat itu menggunakan kata depan 'eis' yang artinya masuk ke dalam air dan bukan berarti tenggelam. 
Dalam hal kata depan menuju air, ada 5 kata Yunani, yaitu pros-eis-en-ek-apo. 'Pros' berarti menuju air, 'eis' masuk ke air, 'en' berada dalam air, 'ek' artinya keluar dari air, dan 'apo' berarti dari air. Dalam ayat ini yang digunakan adalah
kata-kata eis (masuk) dan ek (keluar) jadi bukan tenggelam (en). Masakan Filipus ikut tenggelam sebab disebutkan mereka berdua masuk ke dalam dan keluar dari dalam air.


(T12) Waktu Yesus dibaptis di Yordan. Dikatakan bahwa setelah Yesus dibaptis dan keluar dari air terdengarlah suara dari langit "Inilah Anak yang Ku-kasihi, kepadaNyalah Aku berkenan". Yesus yang menjadi panutan kita dibaptis selam bukan?
(J12) Dalam ayat ini juga tidak jelas disebutkan apakah Yesus diselam atau sekedar setengah badan masuk ke dalam air. 
Yang jelas kata Yunani yang digunakan kata 'apo' (Mat.3:16) yang artinya dari air dan oleh Markus digunakan kata 'ek' (Mrk.1:10).


(T13) Dalam Alkitab cetakan lama (dibawah tahun 74-an) dibagian belakang ada kamus Alkitab. Disana, pembaptisan diartikan sebagaimana arti aslinya yaitu diselamkan. 
Tapi seiring dengan waktu, di Alkitab cetakan baru, artinya sudah diubah. Gembala sidang saya tidak pernah mempermasalahkan kenapa gereja lain melakukan baptisan percik.
(J13) Terjemahan Alkitab bukanlah harga mati dan selalu direvisi, tetapi karena dalam bahasa aslinya terbukti bahwa arti 'bapto' dan 'baptizo' bukan cuma diselam melainkan juga 'dibasuh', 'dicuci', atau 'dimandikan' maka tentu perlu direvisi bila kemudian diketahui ada yang kurang lengkap. 
Artikel soal BAPTISAN membuka diri terhadap baptis baik selam maupun percik karena keduanya tidak menjadi soal asalkan menggunakan air, yang tidak perlu adalah 'baptisan ulang' apakah dari percik kemudian diulang dengan selam atau sebaliknya.


(T14) Mungkin karena dasar Alkitabnya tidak jelas maka baptisan bayi dilakukan dengan dipercik dalam aliran Protestan bukan?
(J14) Di gereja Reformasi juga ada orang dewasa yang bertobat juga dipercik.


(T15) Bukankah kita harus berguru pada Yesus, pada usia Balita Yesus tidak dibaptis tapi di serahkan kepada Tuhan. Baru setelah besar Dia di baptis.
(J15) Kalau mau berguru secara harfiah tentunya harus disunat seperti Yesus. Yesus waktu bayi tidak dibaptiskan karena ajaran baptisan baru diterima oleh Yohanes pada waktu Yohanes Pembaptis sudah dewasa dan ketika Yesus bayi Yohanes juga masih bayi.


(T16) Kalau ada orang yang minta dibaptis kembali karena dulu dia dibaptis waktu masih bayi (balita yang tidak tahu apa-apa), itu sih sah-sah saja bukan ...asal jangan pengennya dibaptis melulu.
(J16) Dalam baptisan ada ucapan janji dan berkat meterai Allah, yaitu: "Dalam nama
Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus." Pengulangan bisa berarti menganggap ucapan pertama tidak sah sehingga perlu diulang. Artikel Baptisan berbicara mengenai Baptisan sebagai penerusan Sunat. Sunat dilakukan selagi bayi padahal maksudnya sebagai tanda perjanjian Allah kepada seseorang yang terhisap 'Iman Abraham', Apakah kalau sudah besar dan baru bisa mengamini iman Abraham orang Yahudi perlu disunat ulang?

semoga jelas
JCBU


1 komentar:

my song

Pengikut