Dalam artikel 'CARA BABTISAN, SELAM ATAU PERCIK??'
telah dibahas aspek baptisan dilihat dari sudut manusia yang melakukannya, tetapi bagaimana dengan praktek membaptiskan anak-anak atau bayi yang dilakukan gereja-gereja tertentu?
Demikian juga kita perlu mengetahui apakah makna baptisan itu dimata Tuhan Yesus?
Baptisan air adalah juga meterai perjanjian Tuhan yang bukan saja melambangkan pengampunan dosa, tetapi merupakan meterai perjanjian Allah yang dianugerahkan kepada manusia melalui Yesus (bandingkan Yoh.3:16).
Baptisan Pengganti Sunat
Dalam Perjanjian Lama, perjanjian Allah melalui Abraham dinyatakan dengan tanda sunat (Kej.17), tetapi sunat itu sendiri tidak menyelamatkan tetapi yang menyelamatkan adalah iman, karena berkat Tuhan juga diturunkan kepada keturunan Abraham sebagai Bapa orang percaya.
Sunat yang secara fisik berarti membuang kulup kelamin melambangkan kesediaan membuang dosa sebagai lambang pengampunan dosa dari Allah, namun sunat kelamin tidak berarti bila tidak ada sunat hati (Ul.10:16),
dan sunat hati akan dikerjakan oleh Tuhan agar umat kasih akan Tuhan (Ul.30:6),
demikian juga nabi Yeremia mengatakan agar umat bersunat hati agar tidak mendatangkan murka Tuhan (Yer.4:4).
Dalam Perjanjian Baru,
tanda sunat itu telah digantikan dengan baptisan dengan makna yang sama karena sunat telah digenapkan dalam Yesus.
1 baptisan sama dengan sunat melambangkan pembersihan dari dosa, dan baik baptisan air maupun sunat hanya tanda lahiriah yang harus disertai dengan pertobatan di hati.
2 baik sunat maupun baptisan memiliki arti memasukkan umat ke dalam perjanjian Allah, atau dalam istilah PB sebagai tanda persekutuan dengan Yesus (Rom.6:5).
2 baik sunat maupun baptisan memiliki arti memasukkan umat ke dalam perjanjian Allah, atau dalam istilah PB sebagai tanda persekutuan dengan Yesus (Rom.6:5).
Rasul Paulus menggambarkan bahwa baptisan PB itu sebagai pengganti sunat PL, ia berkata:
"Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam Baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati." (Kol.2:11-12, bandingkan dengan Rom.6:3-4).
Bila baptisan menggantikan sunat maka jelas bahwa membaptis anak juga memiliki keadaan yang sama dengan menyunat anak, karena anak yang disunat juga belum mengerti sunat hati.
Dari sini kita dapat melihat bahwa anugerah perjanjian Tuhan melebihi upacara manusiawi.
Kalau begitu, mengapa Yesus tidak dibaptis waktu bayi melainkan disunat?
Justru ketika bayi, Yesus masih berada dibawah Taurat dan ia belum menjalankan penebusan diatas kayu salib sehingga perintah baptisan belum diberikan.
Baptisan Yohanes adalah baptisan transisi dari sunat ke baptisan, dan pada waktu Yesus bayi, Yohanes Pembaptis juga masih bayi.
Yohanes Pembaptis membaptis setelah ia dewasa dan ialah yang membaptiskan Yesus dan para Rasul.
Anak-anak Terhisap Perjanjian Allah Melalui Orang Tuanya
Pada waktu Yohanes Pembaptis dan Yesus bekerja hanya orang dewasa saja yang mengikutinya termasuk anak-anak yang bisa ikut mendengar khotbahnya, tetapi selanjutnya setelah orang-orang bertobat dan percaya, maka ketika mereka mempunyai anak, anak-anak itu menjadi bagian dari anugerah perjanjian Allah, karena itu anak-anak bayi mereka dibaptiskan.
Adalah tugas orang tua untuk selanjutnya mengajar mereka mengenai iman dan kebenaran Tuhan sejak kecil, dan bila sejak kecil mereka sudah beriman dan hidup dalam kebenaran maka tidak ada lagi keperluan bahwa mereka mengaku dosa lagi dalam upacara baptisan ulang (Ams.22:6).
Tidak pernah ada bayi-bayi dari keluarga yang tidak beriman yang dibaptis, hanya bayi-bayi dari orang tua berimanlah yang dibaptiskan.
Dalam khotbahnya di hari Pentakosta, rasul Petrus berkhotbah:
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." (Kis.2:38-39).
Ayat di atas menyiratkan bahwa anak-anak dari orang percaya terhisap dalam anugerah perjanjian Allah, karena itu mereka dapat dibaptis sejak dilahirkan.
Setelah hari Pentakosta setelah banyak orang beriman mempunyai anak-anak, keselamatan itu dijanjikan kepada mereka termasuk seisi rumah mereka (Kis.11:14;16:15,31;18:8).
Tentu ini termasuk anak-anak yang belum mengerti.
Terima kasih. Artikel yang bagus.
BalasHapusTerima kasih. Artikel yang bagus.
BalasHapus