Ada apa dengan novel tersebut, yang ditulis oeleh Dan Brown, yang menghebohkan ini ? Apa yang membuat novel ini selain isinya menarik, karena menyajikan cerita bersifat pembunuhan mengerikan, teka-teki, detektif, persengkongkolan, dan skandal sehingga best seller, juga di anggap telah menyengat dan menggoncang kepercayaan tradisi Kristen yang telah berumur 2000 tahun ? Tampaknya lebih dari itu, sub judul buku itu dalam terjemahan Indonesia di beri tulisan : "Memukau Nalar Menggoncang Iman !" dan "Misteri Berbahaya di Balik Karya Leonardo Da Vinci," komentar2 yang tentu cukup provokatif.
Dr. Erwin Lutzer, teolog kawakan setelah melakukan sesuatu penelitian tentang dampak novel kontroversional terhadap dunia Kekristenan pun berkesimpulan, "The Da Vinci Code merupakan penyerangan paling serius terhadap Kekristenan yang pernah saya saksikan." (sebagaimana kutipan dalam www.cnn.com/2006/SHOWBIZ/b
KEBENARAN ABU-ABU YANG MENYIHIR.
Bagaimana pun Dan Brown telah mampu membuat banyak orang menjadi percaya bahwa "seluruh penjelasan tentang karya seni, arsitektur, dokumen2 dan ritual2 rahasia dalam novel ini adalah benar2 akurat." (Dan Brown, The Da Vinci Code
Dr.DarrellL. Bock, profesor Perjanjian Baru di Dallas Theological Seminary berkomentarsoal novel ini, katanya : "The Da Vinci Code ini memang buhan hanya sekedar novel fiksi biasa, tetapi sebuah novel yang diselubungi dengan kepalsuan dalam klaim kebenaran historis dan kritik terhadap institusi dan kepercayaan agama Krisiani di seluruh dunia ini." (Darrell L. Bock, beraking The Da Vinci Code
Dan berikut ini, sedikitnya 7 fiksi yang di klaim sebagai fakta yang tersingkap sebagai kepalsuan :
1. Cerita tentang kuratur museum Louvre di Paris, Jacques Sauniere, yang terbunuh dan meninggalkan kode2 rahasia yang ingin di berikan kepada Robert Langdon, ahli simbologi Harvard yang sedang berceramah di kota itu, dan cucunya Sophie Neveu, kriptolog-tentu merangsang pembaca untuk ingin tahu bagaimana pemecahan kode2 itu, apalagi kode2 itu membonceng karya lukis seniman serba bisa yaitu Leonardo da Vinci- adalah hanya sekedar cerita rekaan Dan Brown. Faktanya bahwa narasi ini termasuk dengan para tokoh2 di dalamnya, hanya fiksi imajinasi saja. Sekalipun museum Louvre memang ada di Paris.
2. Fiksi utama dalam novel ini adalah tentang suatu teori konspirasi yang mengisahkan bahwa sebelum disalibkan Yesus pernah menikah mengan Maria Magdalena, lalu setelah kematian Yesus, Maria kabur dengan anak2nya, dan mereka menjadi simbol "wanita suci" dari suatu agama kekafiran kuno.
Faktanya bahwa teori ini bukan merupakan hal baru bagi Dan Brown; siapapun pelajar yang begitu serius mempelajari tentang sejarah Gereja Kekristenan atau pelajaran tentang Gereja pastilah sangat terbiasa dengan tradisi kuno ini (albeit aberrant), yang sejak lama telah di nyatakan suatu bidat atau pelecehan dasar kepercayaan. Bagaimanapun, berdasarkan catatan dan penggalian sejarah bahwa semua ini hanyalah kisah fiksi belaka.
Sebenarnya novel fiksi ini bukan merupakan karya asli karena merupakan plagiat buku sebelumnya bernama : "Holy Bloond,Holy Grail" karya Michael Baigent, Richard Leigh, dan Henry lincoln (penulis buku Holy Bloond,Holy Grail
Michael Baigent, Richard Leigh dan Henry Lincoln membuat pernyataan yang mengagetkan sehubungan dengan penelitian yang mereka lakukan: "Kami hanya bisa menelusuri dengan melakukan penyaringan menyeluruh terhadap [Injil]-agar bisa menentukan paragraf mana yang mungkin atau kemungkinan benar ... penggalan paragraf yang mungkin dapat membuktikan tentang perkawinan antara Yesus dengan seorang wanita yang disebut sebagai Magdalena (lihat kotak khusus "Preposisi Pemalsuan Dan Brown.") ... Dalam rangka mencari hal itu, kami menyadari, bahwa kami pasti harus berhadapan dengan ketidak telitian, dengan petunjuk2 dan referensi2 dan yang dari semuanya adalah kesalahan semata (sebagaimana kutipan dalam www.equip.org/free/DH228.h
Tetapi berdasarkan pada data kepalsuan ini The Da Vinci Code membuat tuduhan bahwa Yesus pernah menikah dengan Maria Magdalena.
3. Fiksi yang cukup menghentak ketika Dan Brown memplesetkan dalam novelnya legenda The Holy Grail (cawan perjamuan malam yang digunakan Yesus) yang bentuknya dianggap sebagai menunjuk rahim wanita yaitu rahim Maria Magdalena.
Faktanya adalah bahwa istilah The Holy Grail adalah ditemukan dalam legenda kalangan kesatria meja bundar Raja Arthur (lihat Sharan Newman, The Real history Behind the Da Vinci Code
Keberadaan Raja Arthur memang fakta, namun legenda grail adalah fiksi; danapalagi menyebutnya sebagai cawan berkhasiat, tentu juga fiksi; apalagi kalau di klaim Brown lebih lanjut sebagai lambang rahim Maria Magdalena yang menurunkan anak bagi Yesus, adalah benar2 fiksi.
4. Fiksi lain yang di lontarkan isi novel ini adalah The Templars yang di klaim menyimpan peti mati Maria Magdalena yang ditemukan di bawah Bait Allah yang di bangun Salomo.
Faktanya, The Templars memang fakta yang di bentuk sesuai Perang Salib I sekitar tahun 1095 hingga 1099 yang dimaksudkan untuk melindungi para peziarah yang datang ke Yerusalem, dan karena praktik perbankannya yang maju, membuat iri Raja Philip IV dan Paus Clement V (1307), sehingga organisasi ini di tuduh bidat dan si bubarkan. Nah dengan menyebut The templars sebagai menyimpan keranda Maria Magdalena yang di temukan di bawah Bait Allah Salomo, jelas fiksi dan tak pernah terjadi atau ada, bagaimana bisa menjadi rahasia dan bagaimana tempat yang mengubur orang Kristen ? Tak logis.
5. Fiksi berikutnya adalah di ungkapkannya perkumpulan rahasia masa lalu bernama Priore de Sion (biarawan sion), yang kontra dengan kaum awam Opus Dei dari lingkungan Gereja Roma Katolik, bahkan gereja disebutnya sebagai penyebar kebohongan. Dan Brown cukup jeli menangkap minat pembaca dengan meramu aspek Thriller dalam novel di isi dengan skandal konspirasi oknum2 Opus Dei (yang dikatakan novel itu ingin memberangus jejak keturunan Yesus) melawan anggota2 Priore de Sion yang justru ingin melindungi rahasia dan keturunan darah yesus dan Maria Magdalena. Maria Magdalena juga disebut sebagai rasul kepada rasul dabn di anggap sebagai yang digambarkan berada di sebelah kanan Yesus pada lukisan Last Supper karya Leonardo Da Vinci.
Faktanya bahwa lukisan Last Supper jelas merupakan gambaran Leonardo yang merinci peran murid2 Yesus dengan mimik masing2. Di kanan kiri Yesus yang duduk terdekat adalah murid Yohanes dan Yakobus menggambarkan permintaan ibu mereka (baca Matius 20 : 20-21). Yohanes (dan Petrus) disuruh Yesus menyiapkan perjamuan, sehingga kalau tempatnya di ganti Maria Magdalena, dan Yohanes tidak ada maka itulah fiksi.
Priore de Sion yang disebut perkumpulan rahasia yang faktual leh Dan Brown sebenarnya fiksi, karena organisasi demikian baru di daftarkan pada tahun 1956 oleh pendirinya Pierre de Plantard, yang kemudian berusaha mengarang cerita bahwa organisasi itu sudah eksis jauh sebelumnya dengan membuat daftar anggotanya yang memasukkan nama2 beken, seperti Leonardo da Vinci, Isaac Newton, dan Viktor Hugo. Piere Plantard sendiri kemudian membuat daftar lagi anggota Priore de Sion yang berbeda dengan pertama. Para peneliti bahkan pengadilan menyebutkan bahwa asal muasal Priore de Sion adalah kebohongan dan setelah terdesak akhirnya Piere Plantard mengakui bahwa semua itu adalah kebohongan, apalagi cerita fiksinya yang menyebut Priore de Sion mengemban misi mengamankan keturunan darah Yesus dan Maria Magdalena. Ternyata yang disebut fakta oleh Dan Brown ada juga yang ,erupakan fiksi.
Opus Dei memang fakta sejak tahun 1928, bahkan di angkat setara keuskupan pada sekitar 1982. Tetapi bilamana Dan Brown menuduhkan sebagaimana dalam novelnya yang mempraktikan praktik "menyakiti tubuh", "merendahkan wanita" dan "terlibat skandal keuangan Vatikan," apalagi di sebut sebagai otak pembunuhan2, keliatannya bermisi tendensius untuk menjelek2an Gereja Katolik Roma. Entah pengalaman traumatis apa di alami Dan Brown sehingga sakit hatinya terhadap gereja itu dituangkan dengan menulis novel fiksi demikian. Sama halnya dengan organisasi Katolik lainnya yang memiliki anggota yang menjalankan disiplin dengan menyakiti diri, Opus Dei mempraktikan semua itu merupakan generalisasi yang berlebihan dan bertendensi fitnah.
6. Fiksi yang paling kontroversial adalah bahwa Yesus dianggap di angkat menjadi Tuhan pada konsili Nicea di tahun 325 (pernyataan ini merupakan suatu alat ummat lain untuk menggoncang iman Kristiani). Benarkah demikian ??
Konsili Nicea memang fakta, tetapi bilamana menyebutkan bahwa pada dewan itu di pungut suara untuk memutuskan Ketuhanan Yesus, maka itu adalah jelas2 fiksi. Kita sudah terlalu naif untuk mengatakan itu sebagai ralitas. Sebab Yesus sebagai Tuhan sudah disebut di seluruh Perjanjian aru yang ditulis pada abad pertama. Konsili Nicea khusus di adakan justru untuk membantah ajaran Arius yang menganggap "Yesus hanya manusia ciptaan yang lebih rendah dari Allah." Suatu ajaran yang melawan kepercayaan yang berdasarkan kebenaran Ilahi yang sudah di percayai oleh ummat Kristiani sejak 3 abad sebelumnya.
7. Menurut karakter fiksi Leigh Teabing, salah satu tokoh rekaan Dan Brown, bahwa Kaisar Romawi Konstantine telah memilih di antara Injil2 kuno dan memilih yang paling pas dengan agenda politik yang dijalankannya, termasuk juga menciptakan satu buku yang sekarang ini kita kenal sebagai Alkitab (Dan Brown, The Da Vinci Code
Inilah realitasnya. Konstantine adalah Kaisar Roma dari tahun 313 - 337. Ia menyukai Kekristenan, barangkali untuk alasan politik, dan ini diperdebatkan sejauh mana ia menjadi Kristen karena sepanjang ia berpartisipasi dalam berbagai aktivitas penyembahan berhala di sepanjang hidupnya. Konstantine memang membiayai produksi Alkitab, meskipun ia tidak menyusun atau menyuntingnya. Namun faktanya bahwa tidak ada bukti bahwa ia menghilangkan beberapa Injil dan mengabaikan yang lain. Justru ada bukti2 bahwa ia tidak melakukannya, antara lain :
A. Seperti yang telah kita ketahui bersama, Injil tersebar terlalu luas untuk di akses dalam salinannya.
B. Kita memiliki saiinan naskah Injil itu sejak 200 tahun sebelum Konstanstine, dan cocok dengan naskah Injil sejak setelah pemerintahannya.
C. Sebagai bantuan, kita memiliki bagian2 dari Injil dikutip dalam tulisan2 para pemimpin gereja mula-mula dengan baik sebelum 325, dimana Brown menyatakan adanya perubahan di gereja Dewan Nicea.
D. Kita mempunya catatan perintah Konstantine untuk membakar tulisan2 tertentu, seperti tulisan Arius yang bidat tetapi tidak disebutkan dia membakar Injil manapun - Kristen atau Gnostic. Jadi bukan Konstantine yang meniadakan "Injil Gnostic" tetapi gereja mula-mula telah lebih dahulu menolaknya (Grenville Kent dan PhilipRodionoff, The Da Vinci Code
Satu hal yang tidak bisa di pungkiri bahwa Dan Brown penulisnya mengaku bahwa novel itu fiksi, dan di eoilog novel disebut semua itu hanya mimpi Langdon yang tidur selama 2 hari di kamar hotel Ritz di paris.
FAKTA VERSUS FIKSI "KEBENARAN PALSU".
Fiksi adalah fiksi. Tetapi dapat saja fiksi berkembang dalam alam pikiran yang tidak dipenuhi firman-Nya, sehingga berubah dan di anggap sebagai fakta. Untuk itu perlu pemahaman dengan terang firman-Nya. Rasul Petrus mengamarkan :"Sebagaimana nabi2 palsu dahulu tampil ditengah2 ummat Allah, demikian pula diantara kamu akan ada guru2 palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran2 sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka." (Kitab 2 Petrus 2 : 1) dimana "Sebab mereka mengantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin." (Kitab Roma 1 : 25.)
Sudahkah kebenaran sejati dari firman-Nya menjadi kesukaan kita setiap hari, bukannya omong kosong dan isapan jempol manusia ???
(thanks to Signs of The Times Publishing No. 11-12 Tahun 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar