Amon adalah nama keturunan Ben-Ami, putra Lot yang lebih muda yang lahir dari putrid kandungnya, yang dilahirkan di sebuah gua dekat Zoar :
* Kejadian 19:38
Yang lebih muda pun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Mereka dipandang sebagai sanak keluarga Israel, yang diperintahkan untuk memperlakukan mereka dengan baik (Ulangan 2:19)
Dahulu keluarga Amon menduduki daerah orang zamzumim yang terletak antara S Arnon dan S yabok (Ulangan 2:20,21,37, Ulangan 3:11).
Kemudian, sebagian daerah ini sebagian diambil oleh orang Amori, dan daerah mereka dibatasi hingga daerah sebelah timur S Yabok (Bilangan 21:24; Ulangan 2:37; Yoshua 12:2; 13:10,25, Hakim 11:13,22).
Arkeologi Modern menunjukkan bahwa orang Amon, seperti halnya orang lain, mengelilingi daerah mereka dengan benteng-benteng kecil (Bilangan 21:24).
Pada zaman bangsa Israel keluar dari Mesir, Israel tidak menyerang Amon (Ulangan 2:19,37; Hakim 11:15).
Namun demikian, orang Amon dikutuk karena ikut dengan orang Moab mengupah Bileam, dan dilarang masuk jemaat Tuhan hingga generasi ke sepuluh (Ulangan 23:3-6).
Kota utama mereka adalah RABA bani Amon, ,mod. ‘Amman (*Raba), dimana pada zaman Hakim-hakim, terletak sarkofagus besi (ranjang dari besi) kepunyaan Og, Raja Basan (Ulangan 3:11).
Pada zaman Hakim-hakim, orang Amon membantu Eglon raja Moab untuk menaklukkan daerah Israel (Hakim 3:13). Sekali lagi, pada masa Yefta nereka melanggar tanah Israel di sebelah Timur Yordan (Hakim 11) dan diusir dari sana.
Agama mereka mempengaruhi banyak orang Israel (Hakim 10:6), dan ini menyebabkan penindasan orang Amon di Gilead yang mengakibatkan Yefta mengadakan kampanye (Hakim 10).
Kemudian Nahas, raja Amon mengepung Yabesy-Gilead tak lama sebelum Saul menjadi raja. Saul mengerahkan orang orang Sirael mengusir Nahas ( 1 Samuel 11:1-11; 12:12; 14:47).
Beberapa tahun kemudian Nahas menjadi sahabat Daud (2 Samuel 10:1-2), tapi anaknya, Hanun, menolak kunjungan persahabatan para utusan Daud dan menghina mereka.
Ia menyewa tentara Siria dan pergi berperang, tapi perwira-perwira Daud, yakni Yoab dan Abisai, mengalahkan mereka (2 Samuel 10:26-31; 1 Tawarikh 19). Setahun kemudian orang Israel merebut Raba ibukota bani Amon (2 Samuel 12:26-31; 1 Tawarikh 20:1-3) dan memaksa penduduk kota itu bekerja.
Namun demikian beberapa orang Amon bersahabat dengan Daud, misalnya Sobi danak Nahas, yang merawat Daud ketika lari dari Absalom (2 Samuel 17:27,29) dan Zelek, salah seorang dari antara 30 orang kuat Daud (2 Samuel 23:37; 1 Tawarikh 11:39).
Salah seorang selir Salomo adalah wanita Amon, menyembah Milkom (Molokh) (1 Raja 11:1,5,7,33). Seorang perempuan Amon, Naama adalah ibu Rehabeam (1 Raja 14:21; 31:2, 2 Tawarikh 12:13)
Pada masa pemerintahan Yosafat, bani Amon bergabung dengan bani Moab dan Edom dalam suatu serangan terhadap Yehuda (2 Tawarikh 20:1-30). Kira-kira tahun 800SM, Zabad dan Yozabad, keduanya adalah putera dari wanita Amon bersekongkol untuk membunuh Yoas, raja Yehuda (2 Tawarikh 24:26). Kemudian dalam abad itu, baik Uzia maupun Yotam menerima upeti dari orang Amon (2 Tawarikh 26:8; 27:5).
Yosia menajiskan tempat yang tinggi yang dibangun Salomo (2 Raja 23:13). Orang Amon yang bergabung dengan orang-orang lain melawan Yoyakim (2 Raja 25:25; Yeremia 40:11-14). Mereka diserang habis-habisan oleh para nabi sebagai musuh bebuyutan Israel (Yeremia 49:1-6; Yehezkiel 21:20; 15:1-7; Amos 1:13-15; Zefanya 2:8-11).
Setelah kembali dari pembuangan, Tobia, gubernur bani Amon merintangi pembangunan tembok-tembok Yerusalem oleh Nehemia (Nehemia 2:10,19 ; 4:3-7). Kawin campuran antara orang Yahudi dan orang Amon dilarang, baik oleh Ezra maupun Nehemia (Ezra 9:1-2; Nehemia 13:1, 23-31).
Orang Amon hidup terus sampai pada abad Ke-2 SM.
Kuburan-kuburan penting, meterai dan patung-patung bertulis dari abad 17SM-16SM mengingatkan kepada gairah hidup dan kebesaran politik. Keluarga Tobia bertahan hingga abad 2 SM, seperti ditunjukkan oleh bukti arkeologis dari Transyordan dan Mesir, dan Yudas Makabe memerangi kota Amon pada masanya (1 Makabe 5:6).
Sumber :
FM Abel, GeographiƩ de la Palestine , 1933 halaman 277, 278
D Baly, The Geography of the Bible, 1958, bab 19
Nelson Glueck, The Other side of Jordan, 1940;
AASOR, 18, 19,25-18
WF Albright, Amon dalam Miscellanea Biblica B Uback, 1953, halaman 131
Tidak ada komentar:
Posting Komentar